CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Followers

Assalamualaikum

untuk pengetahuan anda
segala posting yang di terbitkan di dalam blog ini
adalah sumber/artikel/cerita dari mailbox saya yang telah
dikongsi oleh rakan rakan group

jadi..janganlah anda menuduh saya mengambil,mengedit dan selain nya dari mana mana fakta
kerana niat saya hanya untuk berkongsi sumber/artikel/cerita
yang telah saya baca

harap maklum

ikhlas
sweetmiko

Selasa, 26 Oktober 2010

Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut...

Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut...

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta

yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu,
walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan
mengepakkan sayap. Pagi itu,Rasulullah dengan suara terbatas
memberikan kutbah,
"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan
cinta kasih-Nya.
Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.
Kuwariskan dua perkara pada kalian,
Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku,
bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan
masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata
Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar
dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas
panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah
datang,saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua
sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan
tugasnya didunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal
dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah
ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang
hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian
tinggi,tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang
didalamnya,

Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru
mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi
Fatimah tidak mengizinkannya masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu.

 Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah
 membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai
 anakku?"

 "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku
 melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah
 menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
 Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
 "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan
 sementara,dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat
 maut,"kata Rasulullah,
 Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

 Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah
 menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril  yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia
 menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

 "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya
 Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu
 langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu.
 Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, " kata
 Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya
 masih penuh kecemasan.

 "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril 
 lagi.
 "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan
 khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar
 Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja,
 kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

 Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
 Perlahan roh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
 bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit
 sakaratul maut ini."
 Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang
 di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan
 muka.

 "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu
 Jibril?" Tanya
 Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah
 yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata
 Jibril.

 Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana
 sakit yang
 tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat saat maut ini,
 letakkan saja semua seksa maut ini kepadaku, jangan pada
 umatku."Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak
 bergerak lagi.
 Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali
 segera mendekatkan telinganya.

 "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku,
 peliharalah solat
 dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar
 pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
 Fatimah menutupkan tangan! di wajahnya, dan Ali kembali
 mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
 "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
 Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran
 itu. Kini,mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala
 Muhammad
 wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah
 kepada kita.

bila membaca kisah ini,airmata aku tak henti henti mengalir,rasa sayang yang dalam pada 
Rasulullah SAW,memberikan aku satu perasaan yang aku sukar gambarkan
murahkanlah rezeki ku sekeluarga Ya Allah agar dapat aku ke tanah arab melihat dan mendekati makam nabi yang amat ku kasihi

yang terindah 
sweetmiko


Tiada ulasan:

Catat Ulasan